Kamis, 24 November 2011

kabupaten pekalongan

 Kabupaten Pekalongan
M.Ahda Ali
24 november 2011



            Keberadaan Kabupaten Pekalongan secara administratif sudah berdiri cukup lama yaitu 3812 tahun yang lalu. Berdasarkan kajian ilmiah oleh Tiem Peneliti Sejarah Kabupaten Pekalongan muncul lima prakiraan tentang kapan Kabupaten Pekalongan itu lahir, lima prakiraan yang menjadi kajian adalah masa prasejarah, masa Kerajaan Demak, masa Kerajaan Islam Mataram, masa Penjajahan Hindia Belanda dan masa Pemerintahan Republik Indonesia.


               Hari Jadi Kabupaten Pekalongan telah ditetapkan pada Hari Kamis Legi Tanggal 25 Agustus 1622 atau pada 12 Robiu'l Awal 1042 H pada masa pemerintahan Kyai Mandoeraredja, beliau merupakan Bupati/Adipati yang ditunjuk dan diangkat oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo/ Raja Mataram Islam dan sekaligus sebagai Bupati Pekalongan I, sedangkan penentuan hari dan tanggalnya diambil dari sebagaimana tradisi pengangkatan Bupati dan para pejabat baru dilingkungan Kerajaan Mataram.Pembangunan Kabupaten Pekalongan sudah dilakukan sejak zaman Pemerintahan Adipati Notodirdjo (1879 -1920 M) di komplek Alun-alun utara no 1 Kota Pekalongan, bangunan tersebut merupakan rumah  bagi para Bupati Pekalongan sekaligus sebagai tempat aktivitas perangkat pemerintahan dengan berbagai elemen masyarakat untuk bersilaturakhmi, bermusyawarah dan mencurahkan pemikiran atau unek-unek berbagai kehendak dihadapan bupati.Proses pemindahan Ibukota Kabupaten Pekalongan diawali dengan peresmian sekaligus penggunaan Gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan di Kajen oleh Bupati Drs. H Amat Antono pada tanggal 25 Agustus 2001, kepindahan itu merupakan salah satu tonggak sejarah sebagai momen diawalinya Kajen sebagai Ibukota Kabupaten Pekalongan.Secara bertahap pembangunan untuk melengkapi prasarana menjadi simpul-simpul penggerakan dan pengembangan sebagai sebuah ibukota kabupaten juga telah dibangun rumah dinas Bupati dan Pendopo yang selesai bertepatan dengan hari Jum'at Pon 19 Dzulhijjah 1423 H atau tanggal 21 Pebruari 2003 yang diresmikan secara langsung oleh Menteri Dalam Negeri Bapak Hari Sabarno atas nama Presiden Republik Indonesia Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri pada tanggal 5 April 2003.  Untuk peringatan hari jadi Kabupaten Pekalongan pada tahun 2006 ini adalah merupakan peringatan hari jadi yang ke 834 tahun.Untuk mendayagunakan kegiatan pembangunan daerah secara merata diperlukan suatu acuan untuk memotivasi, menggerakkan dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat Kabupaten Pekalongan  Motto Kabupaten Pekalongan adalah Kota " SANTRI" merupakan singkatan dari  Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapih dan Indah.



Visi dan Misi Kabupaten Pekalongan

Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan tahun 2011-2016

VISI
"Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis Kearifan Lokal"

Rumusan visi tersebut terdiri dari 3 unsur frasa kalimat sebagai berikut :
  1. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera
  2. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Bermartabat
  3. Kearifan Lokal sebagai Basis Tercapainya Masyarakat Sejahtera dan Bermartabat
Pengertian masing-masing unsur frasa visi tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera, yang dimaksud adalah kondisi masyarakat Kabupaten Pekalongan yang mampu bekerja dan memperoleh pendapatan layak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, meliputi sandang, pangan, papan, dan memperoleh pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan secara layak.
  2. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Bermartabat, yang dimaksud adalah kondisi Kabupaten Pekalongan yang masyarakatnya berakhlak mulia, apartany bersih dan berwibawa, serta diperhitungkan, dihargai dan dihormati dalam pergaulan di lingkungan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
  3. Kearifan lokal sebagai Basis Tercapainya Masyarakat Sejahtera dan Bermartabat, yang dimaksud adalah Kabupaten Pekalongan memiliki potensi sumberdaya lokal yang bisa dikembangkan dengan optimal, menjadi modal dalam mecapai Kabupaten Pekalongan yang sejahtera dan bermartabat. Sumberdaya lokal dimaksud antara lain adalah potensi industri kerajinan batik, tenun dan produk tekstil lainnya, potensi sumberdaya alam serta potensi sistem sosial budaya masyarakat dengan ciri religiusitas yang menonjol.

MISI
  1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik.
  2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berbasis pada pemerataan wilayah dan berwawasan lingkungan.
  3. Memantapkan kondisi sosial budaya yang berbasis kearifan lokal.
  4. Fasilitasi terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pada UMKM, pertanian dan peternakan.
  5. Mendorong iklim investasi yang berbasis pada potensi dan budaya daerah.
  6. Mewujudkan rasa aman dan adil pada masyarakat.
  7. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.

1. Dasar Hukum
Surat Keputusan DPRGR Kabupaten Pekalongan nomor 1/PD/DPRGR/II/1967 tentang Lambang Daerah tanggal 29 Agustus 1967 dan nomor 1/PD/DPRGR/II/1971 tentang Penggunaan Lambang Daerah tanggal 16 Pebruari 1971.

2. Bentuk, Isi Lambang, Ukuran serta Warna - Warnanya.
Lambang daerah Kabupaten Pekalongan berbentuk perisai bersayap dalam ukuran segi empat bujur sangkar dengan perbandingan panjang dan lebar 1:1. Dari atas kebawah berisikan lukisan-lukisan
a. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas.
b. Perisai tiga warna, berurutan dari kiri ke kanan kuning, sawo matang 9 coklat muda dan coklat tua). Ukuran luas warna coklat muda setengah luas perisai.
c. Ditengah perisai terlukis sebuah keris lurus terhunus berwarna hitam.
d. Laut biru dan ikan berwarna putih.
e. Padi warna kuning dengan daun berwarna hijau memangku perisai. Jumlah butiran padi sebelah kanan 23 biji sebelah kiri 22 biji jumlah keduanya 45 biji.
f. Pita teratur berlukiskan batik jlamprang berisikan 8 ceplok bungan.
g. Elar atau sawat (sayap berekpak) berwarna kuning bergaris hijau. Jumlah elar (bulu elar) sebelah kanan 9 helai sebelah kiri 8 helai, jumlah seluruh elar 17 helai.
3. Makna dan Isi Lambang.
a. Bintang, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa mencerminkan bahwa warga / penduduk Kabupaten Pekalongan umumnya meyakini dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Sudut Lima pada Bintang, melambangkan Pancasila. Masyarakat di Kabupaten Pekalongan meyakini bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam mengurus, mengatur dan membina daerah.
c. Perisai Tiga Warna, melambangkan bahwa warga penghuni Kabupaten Pekalongan, terdiri dari warga negara yang berbeda asal, ras, kebangsaannya tetapi tetap bersatu padu. Warna kuning mewakili ras tionghoa, coklat muda ras asli Indonesia, dan coklat tua mewakili ras arab. Ras asli merupakan penghuni yang utama atau lajer (pokok). Dilukiskan di tengah perisai, melambangkan bahwa ras asli merupakan pihak yang merangkum kedua ras lainnya sehingga terjalain hubungan dalam kehidupan baik jasmaniah dan rohaniah.
d. Keris, melambangkan jiwa patriotisme rakyat Kabupaten Pekalongan yang abadi, dalam membela dan membina serta membangun daerah maupun tanah air Indonesia.
e. Laut dan Ikan, melambangkan bahwa sebagian kehidupan rakyat Kabupaten Pekalongan dari laut (nelayan).
f. Padi Memangku Perisai, melambangkan kemakmuran daerah, serta merupakan sumber kehidupan serta makanan pokok rakyat. Jumlah butiran 45 biji melambangakan tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
g. Pita Batik Jlamprang, melambangkan salah satu kesenian rakyat Kabupaten Pekalongan yaitu batik Pekalongan yang merupakan kehidupan rakyat. Ceplok bunga berjumlah 8 melambangkan bulan Agustus.
h. Elar (sawat), melambangkan cita-cita rakyat yang dinamis, cinta damai, menuju arah keagungan daerah dan peri kehidupan yang adil dan makmur serta lahir dan batin.

MOTTO KABUPATEN PEKALONGAN

Untuk mendayagunakan kegiatan pembangunan daerah secara merata diperlukan suatu acuan untuk memotivasi, menggerakkan dan mengerahkan seluruh potensi masyarakat Kabupaten Pekalongan  Motto Kabupaten Pekalongan adalah Kota " SANTRI " merupakan singkatan dari Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapih dan Indah.

DEMOGRAFI KABUPATEN PEKALONGAN


Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan akhir tahun 2009 sebanyak 977.711 jiwa, yang terdiri dari 497.533 jiwa penduduk laki-laki dan 480.178 jiwa penduduk perempuan, sementara jumlah penduduk tahun 2008 tercatat 965.745 jiwa yang terdiri dari 490.780 jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 474.965 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan data penduduk pemilih potensial Kabupaten Pekalongan tercatat jumlah pemilih sebanyak 717.239 jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk tahun 2009 sebesar 1,08% turun bila dibanding dengan tahun 2008 sebesar 1,26%, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan yang signifikan. Adapun jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Pekalongan Tahun 2009 sebanyak 223.178 KK yang berarti jumlah rata-rata setiap keluarga terdiri dari 4,57 jiwa, meningkat dibanding tahun 2008 sebanyak 226.605 KK.

Kepadatan penduduk Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebanyak 1.169 jiwa/km2, mengalami peningkatan sedikit dibanding tahun 2008  sebanyak 1.157 jiwa/km2, sedangkan penduduk yang paling padat terdapat di Kecamatan Wiradesa yaitu sebanyak 5.119 jiwa/km2 dan  kepadatan penduduk yang paling rendah adalah di Kecamatan Petungkriyono yaitu sebanyak 174 jiwa/km2.




JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN PEKALONGAN
MENURUT KECAMATAN DAN JENIS KELAMIN
BULAN JUNI TAHUN 2010
  
No
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1.
Kandangserang
17.649
17.538
35.187
2.
Paninggaran
20.893
20.126
41.019
3.
Lebakbarang
5.723
5.440
11.163
4.
Petungkriyono
7.411
6.993
14.404
5.
Talun
15.596
14.665
30.261
6.
Doro
22.382
19.519
41.901
7
Karanganyar
23.156
22.080
45.236
8
Kajen
38.595
37.050
75.645
9
Kesesi
42.520
41.709
84.229
10
Sragi
35.651
35.047
70.698
11
Siwalan
26.883
26.778
53.661
12
Bojong
40.497
38.310
78.807
13
Wonopringgo
25.992
24.814
50.807
14
Kedungwuni
50.686
48.797
99.665
15
Buaran
25.773
25.201
50.934
16
Tirto
37.680
36.048
73.728
17
Wiradesa
33.408
32.381
65.789
18
Karangdadap
17.047
16.592
33.693
19
Wonokerto
20.319
18.459
38.778
JUMLAH
508.003
487.547
995.552



KEPADATAN PENDUDUKKABUPATEN PEKALONGAN PER KM 2/TAHUNTAHUN 2005 s/d  2009

TAHUN
LUAS
DAERAH (KM2)
JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN
PENDUDUK
PER KM2
2005

836,13

886.398

1.017
2006

836,13

891.442

1.060
2007

836,13

955.202

1.142
2008

836,13

967.246

1.157
2009

836,13

977.711

1.169

(Sumber : DDA Kab. Pekalongan Tahun 2009)



peta_kab.pekalongan




Objek Wisata


wisata alam
LINGGOASRI
Wisata alam dengan variasi obyek didalamnya seperti kolam renang, kebun binatang, hutan wisata terletak di sebelah selatan Kecamatan Kajen pada ketinggian  700 m dpl. Udara yang sejuk dan panorama yang alami menjadi ciri khas Obyek ini serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk dinikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan Propinsi antara Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sangat memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung.

PANTAI DEPOK
Obyek Wisata Pantai Depok yang indah, serta dikelilingi sederetan pohon nyiur yang tumbuh disekitar kawasan menjadi daya pemikat yang utama. Selain itu suasana yang nyaman menjadi pilihan untuk bersantai bersama keluarga. Lokasi yang terletak di desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan menyimpan banyak potensi yang layak dikunjungi.

WISATA ALAM WATU IRENG, LAMBUR-KANDANGSERANG
Sebuah fenomena yang sangat menarik apabila  menyaksikan salah satu kekayaan alam di Kabupaten Pekalongan ini. Obyek Wisata yang berupa batu besar dan berwarna hitam dan dikenal sebagai watu ireng ini, terletak di Desa Lambur Kecamatan Kandangserang 17 km ke arah selatan dari Kajen. Batu ini diperkirakan bagian dalamnya berongga. Namun hal tersebut masih menjadi misteri yang justru membuat masyarakat penasaran untuk mengetahui kebenarannya.
 PANTAI WONOKERTO
 Terletak di Kecamatan Wonokerto dan dikenal sebagai tempat pelelangan ikan. Selain itu, Pantai  Wonokerto banyak dikunjungi  masyarakat saat adanya upacara Nyadran (Sedekah Laut) sebagai wujud ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.






WISATA ALAM LOLONG
Wisata Alam Lolong terletak kurang lebih 6 Km dari kota Kecamatan Karanganyar. Potensi wiasata ini juga didukung dengan adanya buah durian yang sudah cukup terkenal pada setiap musimnya.

WISATA ALAM ROGOSELO
Wisata Alam Rogoselo terletak kurang lebih 14 km dari ibu kota Kecamatan Doro tepatnya di Desa Rogoselo. Wisata berupa petilasan/cagar alam Arca Baron Sekeber dan Makam Ki Gede Atas Angin.

OBYEK WISATA CURUG MUNCAR
Dikenal sebagai daerah yang sangat eksotis dengan keindahan air terjun dan pemandangan alamnya. Air terjun Curug Muncar ini banyak sekali dikunjungi oleh para wisatawan dan para pecinta alam.

BUMI PERKEMAHAN
Dengan luas 4 hektar, Camping Ground yang berada di Dusun Dranan Desa Yosorejo disediakan bagi para pecinta alam, pelajar maupun para wisatawan yang dilengkapi dengan MCK, Pendopo, Pos Jaga dan tempat bermain.

Kawasan Ekowisata  PETUNGKRIYONO
BINTANG  BARU PARIWISATA KABUPATEN PEKALONGAN

Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900-1600 meter DPL, daerah Petungkriyono merupakan suatu kawasan pegunungan yang sejuk dengan keragaman kemolekan dan keindahan alam sangat mempesona yang cocok untik tempat wisata. Dari kota Kajen ( Ibukota Kabupaten Pekalongan) dan Kota Pekalongan, Petungkriyono berada di sebelah selatan dengan jarak 30 km yang dapat dicapai dengan kendaraan umum (bus dan colt) lewat Doro. Lokasi Petungkriyono ini berada tidak jauh pula dari obyek wisata Dataran Tinggi Dieng hanya berjarak sekitar 40 km yang dapat dicapai dari kota Wonosobo dan Banjarnegara lewat jalur Sibebek-Gumelem atau Kalibening-Simego.
 
Memasuki Petungkriyono, niscaya akan dihadapkan lanskap perbukitan dengan tutupan hutan alam yang menghijau lebat. Di beberapa lokasi seperti di Desa Sokokembang dan Curugmuncar tampak pula aliran-aliran sungai jernih menyusuri lembah serta air terjun yang mencurah dari tebing-tebing perbukitan menambah kemolekan alam kawasan ini. Ada tujuh air terjun di Petungkriyono yang sering dikunjungi wisatawan yakni Curung Muncar, Curug Banteng, Curung Lawe, Curug Kedunglumbu dan Curug Sibedug.
Petungkriyono yang melingkupi daerah seluas 5000 hektar ini dikenal kalangan “rimbawan” sebagai salah satu kawasan hutan yang tersisa di Jawa”. Di kawasan hutan ini hidup beragam satwa, termasuk satwa endemik jawa yang hampir punah seperti elang jawa, owa, surili, macan tutul, dan macan kumbang. Selain itu, di Petungkriyono juga terdapat pula sejumlah situs peninggalan sejarah dengan daya tariknya tersendiri, seperti situs Nogopertolo dan Gedong dari masa kejayaan Mataram Hindu abad IV-XII.
Menyambangi Petungkriyono, tak hanya akan disambut oleh keasrian alamnya yang mempesona namun kita juga akan merasakan nuansa keramahan dan kebersahabatan penduduk desa yang tinggal di daerah ini.


Wisata Religius
Khaul adalah sebuah budaya yang berlaku dalam masyarakat Kabupaten Pekalongan dan biasanya dilaksanakan di makam tokoh Islam setahun sekali. Disamping itu, pada malam jumat Kliwon biasanya masyarakat banyak mengunjungi makam-makam tokoh yang dianggap berjasa dalam penyebaran agama Islam. Kedatangan mereka adalah untuk memohon berkat pada Tuhan Yang Maha Esa.  Adapun tempat-tempat yang sering dikunjungi untuk melakukan Khaul antara lain adalah :
Khaul Mbah Agung Rogoselo, di Kec. Doro

 Khaul Ibu Agung Siti Ambariyah, di Desa Bukur Kec. Bojong
 Khaul Syekh Siti Jenar di Desa Lemah Abang Kec. Doro

Makam Adipati Jayeng Rono di Desa Kauman Kec. Wiradesa
Makam mbah Gendhon di Desa Kauman Kec. Kesesi
Makam Ki Ageng Penatasangin

Wisata Keluarga
Kolam Pemancingan dan Rumah Makan Tirta Alam di Karang Gondang Karanganyar. Dengan penampilan yang elegan membuat Tirta  Alam banyak dikenal dan dikunjungi.
Kolam Renang, Kolam Pemancingan dan Lesehan “ Kulu Asri “. Desa Kulu- Karanganyar, Nuansa alami tercipta karena bangunan terbuat dari bambu menambah kenyamanan berwisata keluarga. 
Kolam Renang dan Rumah Makan Lesehan Prima Graha Wisata di Karanganyar. Fasilitas yang lengkap dengan harga yang terjangkau menjadikan Prima Graha Wisata padat dikunjungi di akhir pekan.

Wisata Tradisional
KESENIAN JARAN ILIR, KECAMATAN SRAGI
Sekelompok pemuda-pemudi yang terpanggil untuk ikut meramaikan dunia seni dan budaya di Kabupaten Pekalongan. Mereka membangun kreatifitas dan berhasil menciptakan sebuah seni yang berbeda dari biasanya.
KESENIAN KUNTULAN/ SIRKUS DI DESA SABARWANGI, KAJEN"GRALIS BUDAYA"
Penampilan yang memukau dan mendebarkan menjadi identitas dan daya tarik tersendiri dari kesenian ini.  
KESENIAN KUDA KEPANG, DI WONOREJO KEC.WONOPRINGGO
Kesenian yang menggunakan Kuda Kepang sebagai sarana utama ini menyuguhkan berbagai atraksi yang menarik. Tarian-tarian dan alunan musik yang begitu harmonis menjadi perpaduan yang indah di setiap penampilan.

AGENDA SYAWALAN DI LINGGOASRI
Upacara tradisi Syawalan adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Rangkaian acara dalam kegiatan ini terdiri dari Ngarak Tumpeng Nasi Megono (Megono Gunungan) setinggi 2 meter, dan diakhiri dengan makan nasi megono gratis bagi para pengunjung.


1 komentar:

  1. lokasi makam siti ambariyah bukur-bojong belum muncul di google maps,.. mohon tambahkan lokasi makam tersebut, untuk menambah kemudahan bagi yang mau ber ziaroh namun belum tahu tempatnya,..

    BalasHapus